Tuesday, April 9, 2013

Acceptance


Acceptance
                Seorang gadis belia duduk menanti seorang pria yang berjanji untuk menemuinya hari ini. Jika dilihat orang, gadis ini memang berparas cantik tetapi ada kalanya sikapnya menjadi seorang yang jutek, galak, dan tidak dapat didekati. Hari itu sang pria dating sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ia turun dari angkutan dan menggenakan baju seadanya yang menurut sang gadis tidak layak untuk dipakai.
                Gadis ini, sebut saja namanya Fillia. Ia memiliki standard tersendiri dalam memilih pasangan serta penampilan fisik pasangannya. Sebuah kesalahan fatal ketika pria tersebut memakai baju yang menurut Fillia sudah lusuh. Ia turun dengan santai dan menjabat tangan Fillia. Sekita itu juga di dalam hati dan pikiran Fillia telah menolak pria tersebut. Akan tetapi perasaan kesepian dan kosong begitu mendominasi hidupnya yang dianggap orang sempurna.
                Fillia memang pintar, cantik, dan terpandang. Banyak pria yang mencoba mendekatinya. Hasrat ingin mengisi kesepian begitu mendominasi hatinya sehingga ia tak kuasa menolak pria tersebut mentah-mentah. Sambil mengulur waktu, hubungan mereka berkembang. Fillia mendapatkan apa yang ia mau, sampai suatu titik penolakan itu lebih kuat dari hasrat kesepiannya. Ia akhirnya menolak pria malang tersebut. Fillia memacu dirinya untuk mencari pria yang lebih baik lagi secara fisik.
                Singkat cerita, ia bertemu dengan seorang pria tampan dan berani menggoda dia. Pada dasarnya, ia menghargai pria yang bisa masuk secara tepat dalam kehidupannya. Semuanya terlihat begitu sempurna. Ia mengenalkan pria tersebut pada seorang yang dianggapnya dapat dipercaya. Orang tersebut meragukan pria tampan ini karena preingainya. Fillia juga menggenalkan pria ini pada keluarganya. Semua berjalan dengan baik, namun peringai kasar dari pria ini mulai tampak. Belum Fillia menerimanya sebagai pasangan ia melihat bahwa pria ini kasar.
                Sekali lagi, Fillia harus patah hati. Pria demi pria telah banyak ia temui dengan kisah yang hampir serupa dalam hidupnya. Dalam hitungan minggu/ bulan, Fillia dapat menggandeng calonnya. Tetapi semuanya tidak pernah berlanjut ke jenjang pacaran. Fillia merasa dirinya tidak berharga dan tidak dapat diterima. Sebenarnya, kemelut apa yang ada dalam diri Fillia?
                Berawal dari kisah masa kecilnya. Fillia memang pandai namun jika Fillia mendapakan nilai dibawah 80, ibunya selalu memarahinya dan berkata bahwa Fillia tidak maksimal. Ia seharusnya mendapatkan 100 seperti anak teman ibunya. Fillia kecil merasa tertolak dan gagal jika ia tidak dapat maksimal. Perasaan dan pemikiran ini terus ia bawa sampai ia dewasa.
                Terlebih lagi sewaktu SD, teman-teman wanita Fillia selalu memusuhi dia. Entah apa alasan mereka, mungkin karena iri atau hal lainnya. Fillia sekalagi tertolak. Bagi dia, jika orang tidak mengakui kehebatannya atau kelebihannya berarti ia tidak berguna. Ia berusaha terus memacu prestasinya. Ditengah-tengah, Fillia dipindahkan ke SD yang lebih bergengsi. Ia berharap teman-teman di SD baru lebih baik dan menerima dia. Memang mereka menerima Fillia karena Fillia masuk TK yang sama dengan SD barunya saat ini. Di lain pihak, ketika Fillia hendak masuk sekolah tersebut, kepala sekolahnya pernah berkat, “ Sudah dapat mengikuti saja sudah bagus. Tidak perlu muluk-muluk ingin rangking.”  Ia merasa tertolak sekali lagi.
                Kata-kata itu terus membayangai Fillia. Ia memacu dirinya lebih keras lagi agar ia dapat diakui. Ia ingin semua orang yang pernah menolak dia tahu apa yang dapat ia kerjakan. Ia akan merasa sangat puas ketika orang yang mencela atau meragukannya mengakui kehebatannya. Hidupnya selalu dibwah bayang-bayang penolakan atau penerimaan. Ia memakai semua kedok prestasi untuk membuktikan bahwa mereka salah. Ia lulus menjadi salah satu lulusan terbaik sekolah tersebut.
                Saat SMP, Fillia masuk ke sekolah yang lebih berkualitas. Ia menghadapi atu geng yang sengaja mengerjai dia. Ketua geng dan anggotanya mengitimidasi Fillia. Di hadapan mereka, Fillia tetap tegar. Ketika pulang, hatinya tertekan karena ia tidak berani bercerita pada ibunya karena ibunya pasti memarahi dia lagi karena tidak melawan atau melapor pada guru.
                Intimidasi itu selesai setalh 1 minggu, tangis dan bebannya meledak di rumah. Fillia bercerita pada ibunya. Ibunya hanya merangkulnya dan bertanya pada Fillia, kenapa Fillia tidak cerita. Fillia kehabisan kata-kata. Ia merasa lemah dihadapan ibunya saat itu. Fillia hanya diam dan menangis. Peristiwa dengan geng itu membuatnya sekali lagi berada dalam posisi tertolak. Saat SMP, ada seorang pria yang jatuh hati pada Fillia yang saat itu sangat gemuk dan jelek. Ketika, ia tahu ada seorang pria tampan jatuh hati padanya, ia merasa sangat diterima. Ia berusaha memperbaiki diri, namun pada akhirnya mereka harus berpisah juga. Fillia merasa “ketagihan” dengan perasaan penerimaan itu.
                Ia juga punya standard minimum, yaitu pria yang dekat dengan dia harus sama dengan pria tersebut atau lebih. Ia tidak tenang tanpa adanya acceptance itu. Ia bergumul sampai ia dewasa. Ia selalu mecari kasih yang semu itu. Buat Fillia, Tuhan Yesus mati buat semua orang. Tidak ada bagian yang special buat Fillia. Ia merasa kurang dengan kasih Tuhan. Sampai suatu titik, Fillia merasa lelah dengan semua kisah cintanya. Ia mendengarkan kisah orang yang hidupnya lebih kelam dari dirnya. Ia tahu bahwa Tuhan menerimanya dan tak ada kasih yang benar-benar sejati kecuali dari Tuhan..
Hari itu menjadi titik pandang baru baginya dan tahu bahwa yang special adalah dirinya. Ia diciptakan berharga, Tuhan memilih dia. SEMUA BEBAN,KEKECEWAAN,PENOLAKAN HILANG DARI DIRINYA. Ia tahu sekarang bahwa dirinya berharga. Pria bukanlah segalanya dan bukanlah tolak ukur penerimaanya lagi saat ini. SETIAP KITA ADALAH BERHARGA DI MATA ALLAH dan IA MENERIMA KITA APA ADANYA! Datanglah padanya apabila Anda sedang bergumul dalam masalah yang sama seperti Fillia. Temukan kasihNya yang sejati. Ia menunggu Anda saat ini. Ia menunggu Anda dan saya.  
Jangan ada lagi kekhawatiran, ketakutan, kecemasan, rendah diri, dan semua hal yang bukan dari Tuhan dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati J

Monday, April 8, 2013

Guru, profesi paling sehat

* About Me
* Berita & Peristiwa
* Free Download

Guru Profesi Paling Sehat di Dunia

Posted on 5 Januari 2010. Filed under: Inspirasi & Motivasi | Tags: Bidang, Bugar, Ceria, dokter, dunia, faktor, fisik, guru, Kesehatan, lingkungan, makanan, Masyarakat, Mental, orang, Paling, Panggilan, Pekerja, pendidikan, Pengacara, pengusaha, profesi, Rahasia, Sehat, Sejahtera, sosial |

Guru adalah profesi yang paling sehat diantara semua profesi yang ada, termasuk pengacara, dokter, pengusaha dan lainnya. Kesehatan mental guru paling tinggi di antara semua profesi.

Peneliti dari South Florida,– yang melakukan survei terhadap 180.000 pekerja profesional di seluruh dunia–, mengatakan profesi guru lebih dari sekedar pekerjaan, tapi merupakan sebuah panggilan. Para guru mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang menyenangkan karena langsung berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

The Gallup-Healthways Well-Being Index melakukan survei skala besar untuk mengetahui hubungan antara profesi dan tingkat kesehatan. Dengan menggunakan definisi sehat dari badan kesehatan dunia (WHO) yaitu keadaan fisik, mental dan sosial yang sehat dan sejahtera, peneliti menemukan bahwa guru adalah profesi yang paling sehat.

“Kami juga melalui saat-saat yang sulit di bidang pendidikan. Tapi seorang guru yang baik selalu punya alasan untuk terus menjalankan profesinya tanpa bisa dimengerti oleh orang lain,” kata Ned Oistacher, seorang guru dari Pompano Beach High School business seperti dikutip Sunsentinel, Selasa (5/1/2010).

Sejak Juni 2008 hingga Juli 2009, peneliti melakukan survei terhadap 180.000 pekerja profesional di seluruh dunia untuk mengevaluasi kehidupannya. Mulai dari akses ke makanan, kesehatan emosional, kelakuan atau kebiasaan buruk seperti merokok, olahraga dan diet, lingkungan kerja serta kesehatan fisik.

Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa guru adalah profesi yang memiliki tingkat kesehatan mental dan kelakuan yang paling tinggi, yaitu dengan skor 71,7 persen. Rahasia yang membuat guru tetap sehat adalah lingkungannya yang selalu berhubungan dengan orang-orang muda.

“Menjadi guru adalah sebuah panggilan untuk membantu orang lain. Jika saya memandangnya sebagai pekerjaan, mungkin saya tidak akan mau melakukannya. Tapi berkumpul dengan anak-anak muda membuat saya merasa awet muda dan tetap bugar serta sehat,” ujar Judy Dennis, seorang guru yang sudah mengajar selama 17 tahun di Hollywood Hills High School.

Lingkungan yang selalu dipenuhi keceriaan dan kegembiraan merupakan faktor yang bisa menghilangkan stres pekerjaan. Jadi tidak heran profesi guru adalah profesi yang paling sehat karena banyak dikelilingi orang-orang penuh ceria dan semangat tinggi.

(fah/ir)

Sumber: Detik

Tuesday, February 5, 2013

Eagle's way



Dalam blog kali ini saya, terusik dengan binatang rajawali. Seperti orang Kristen  kebanyakan, saya mengaggumi sosok binatang rajawali. Binatang ini seringkali diumpamakan sebagai umat manusia yang terbang tinggi walaupun badai hidup datang dalam kehidupan kita. Kemarin saat di gereja, saya tiba-tiba diingatkan Tuhan mengenai Rajawali. Ada satu sisi dari Rajawali yang selama ini saya tidak pernah tahu, yaitu bagaimana seekor rajawali dapat menemukan pasangan hidupnya. Sehingga sepulang dari gereja saya mendapatkan beberapa fakta unik yang seharusnya dapat meninspirasi kita, manusia.
Rajawali setia terhadap pasangannya
·         Rajawali hidup dalam keluarga, ia akan mencari pasangan abadinya, ia lebih baik hidup sendiri sebelum menemukan pasangan abadinya
·         Elang botak hanya punya satu pasangan yang tulus dan romantis
·         Rajawali seperti burung dara adalah pasangan yang tulus dan romantis
·         Rajawali berpasangan abadi, hidup bersama sampai salah satu meninggal
·         Elang bondol suka melakukan akrobatik selama musim kawin selama (November-Desember)baik dekat pasangannya maupun didekat sarangnya
·         Berkembang biak pada bulan Januari-Agustus, dan Mei-Juli. Dierami selama 28-35 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 40-56 hari, menjadi dewasa mandiri setelah 2 bulan kemudian.
Dari beberapa fakta yang telah saya temukan dari berbagai sumber seperti terpapar diatas, maka sebagai manusia kita perlu berkaca pada rajawali. Ia lebih baik single(utuh) dari pada ia menyesal seumur hidupnya. Ia juga tidak mempermainkan lawan jenisnya dan tidak selingkuh. Manusia abad sekarang seringkali “mencoba-coba kecocokan” baik dengan ttm ataupun pacaran bahkan percobaan dalam pernikahan. Hal ini adalah hal yang ironis jika kita bayangkan.

Jadi, apakah kita telah siap untuk menempuh hidup berpasangan dan menjadi utuh sebelumnya? Apakah kita telah mengasihi pasangan kita dengan tulus? Apakah kita setia pada pasangan kita. Kita adalah “anak rajawali” mempunyai gaya hidup pun harus seperti rajawali baik sebagai anak ataupun yang telah siap mempunyai pasangan. So, jangan sia-siakan hidupmu dengan mencoba-coba berpasangan dengan orang yang tidak tepat dan diwaktu serta tempat yang tidak tepat. Gbu J


Tuesday, January 22, 2013

Melepaskan

               Adakah orang di dunia ini yang tak pernah sekalipun punya mimpi akan masa depannya. Minimal ketika kita masih kecil kita punya cita-cita yang mungkin kita tidak benar-benar mengerti mengenai bidang tersebut. Rata-rata anak kecil bila ditanya akan menjawab ingin menjadi dokter, pilot, arsitek, tapi ada juga yang ingin jadi tukang becak atau bahkan kenek bus. Konyol jika kita mengingatnya kembali. Ketika kita beranjak dewasa, keinginan kita pun dapat berubah. Tapi kita tidak merasa sulit untuk melepaskan impian kanak-kanak kita.
               Mungkin inilah yang harus dilakukan orang dewasa yang mempunyai mimpi terlalu muluk-muluk. Mungkin menuntut kepastian dalam waktu yang singkat, bertanya apakah dia jodoh saya atau bukan padahal pangeran impian ada di depan mata. Ada sebuah pepatah kuno yang mengatakan lebih baik dicintai dari pada mencintai. Remaja dan dewasa jaman ini disuguhkan tontonan ideal mengenai pangeran maupun putri impian. Proses yang berliku namun selalu happy ending. Tapi apakah benar semuanya itu dapat terjadi? Internet memaparkan ciri-ciri pria yang jatuh cinta ataupun wanita. Pengalaman membuktikan, semuanya itu tak dapat menjadi patokan yang tetap.
              Saya tidak trauma dengan cinta, tetapi saya mulai mengerti arti pepatah itu dan mungkin harus melepaskan impian yang telah terbangun sejak saya remaja. Beberapa kali dalam hidup saya harus melepaskan pria yang hadir dalam hidup saya. Saya mencoba membangun benteng dengan berkata, " Ya dia memang baik, hanya dia bukan untuk saya dan bukan yang terbaik." Rasa melepaskan itu seringkali berat ketika harapan nyata dalam wujud "pangeran" dan "kerajaan" impian. Ada orang berkata lebih baik memutuskan dari pada diputuskan. Lebih baik menolak dari pada ditolak. Sesungguhnya rasanya tetap sama. Ada rasa kehilangan yang begitu dalam. Berbohong pada orang lain itu mudah, yang paling sulit adalah membohongi diri sendiri. Wo ai ni harus di kata wo bu ai ni. wo xi huan ni jadi wo bu xihuan ni. Sad jadi happy.
               Seringkali saya bertanya pada diri saya, apakah orang diluar sana merasakan hal yang sama pula. Adakah Tuhan tidak adil menjadikan saya orang kepercayaan dari mereka yang terluka, dan ketika luka mereka sembuh mereka hanya berkata, terimakasih dan selamat tinggal. Several times I have to deny my self about what I want. Crying behind scenes and can't even speak. Rasanya dunia begitu dekat dan ikut memojokkan saya. I hate to be a plastic bag. So, I decided once again to step out and look for better opportunity rather than to stop and blame my self or blame God. Not an easy thing but to protect my heart, maybe I have to build one more defense wall.
              I will say to my heart when you can easily relief your dreams in the childhood. Release your adult's dream easily also. Maybe I'm not good enough to search by my self, maybe I have to push my self in a relationship that not have chemistry. Maybe he's just love me and I will love him someday. Should I?